Kepolisian Republik Indonesia terus berupaya menghadirkan wajah baru yang lebih dekat dan ramah terhadap masyarakat. Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho mendorong seluruh jajarannya untuk mengembangkan program Polantas Menyapa, sebuah inisiatif yang menekankan pada pelayanan humanis, responsif, dan komunikatif di jalan raya.
Program yang sudah digaungkan sejak awal masa jabatannya itu kini mulai menunjukkan hasil positif. Di berbagai daerah, polisi lalu lintas hadir tidak hanya untuk mengatur kendaraan, tetapi juga menolong masyarakat dalam kondisi darurat.
Di Jawa Tengah, misalnya, anggota Patwal Polres Sukoharjo beberapa kali mengawal ambulans yang membawa pasien kritis. Salah satunya ketika pasien dengan patah tulang punggung dirujuk dari RS Indriati Solo Baru menuju RS Dr Moewardi Surakarta. Pengawalan cepat yang dilakukan polantas membuat perjalanan medis darurat itu berjalan lancar.
Kisah serupa juga terjadi di Jawa Timur. Seorang polisi lalu lintas menghentikan pengawalan pejabat karena melihat seorang ibu hamil hendak melahirkan di pinggir jalan, tepatnya di depan sebuah minimarket di Jalan Kutai, Kota Surabaya, Selasa (23/9) sore. Petugas tersebut segera berinisiatif mengawal sang ibu ke rumah sakit terdekat hingga akhirnya persalinan berlangsung aman. Aksi itu viral di media sosial dan menuai banyak apresiasi dari publik.
Sementara di Jawa Barat, polantas yang sedang berpatroli melihat ambulans terjebak kemacetan parah di jalur utama Parungkuda, Sukabumi, menuju Bogor, Kamis (25/9). Tanpa menunggu lama, mereka mengawal ambulans itu hingga berhasil tiba di rumah sakit tujuan. Tak hanya itu, anggota Satlantas Polresta Bogor Kota juga tercatat menolong seorang ibu yang mobilnya mengalami pecah ban di ruas Jalan Jalak Harupat, Selasa (30/9).
Irjen Agus menilai rangkaian aksi tersebut mencerminkan bagaimana Polantas Menyapa hadir menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Menurutnya, polisi lalu lintas tidak hanya bertugas mengatur lalu lintas, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam memberikan rasa aman, kenyamanan berkendara, serta keselamatan bersama.
“Ini adalah wajah polantas modern dalam menyapa masyarakat,” ungkapnya.
Kakorlantas menegaskan bahwa program Polantas Menyapa tidak boleh berhenti sebagai slogan. Ia meminta jajarannya untuk meningkatkan dan mengembangkan kegiatan ini dengan menyesuaikan kondisi di masing-masing wilayah. Program harus dilaksanakan dengan pengawasan berjenjang, disiplin administrasi, serta sesuai prosedur operasi standar.
Instruksi lain yang ditekankan adalah peningkatan patroli di lokasi rawan pelanggaran maupun kecelakaan. Kehadiran polantas di titik-titik tersebut diharapkan mampu mencegah potensi pelanggaran lalu lintas. Irjen Agus juga menegaskan bahwa patroli tidak boleh dipahami sebagai upaya mencari-cari kesalahan pengendara, melainkan demi kepentingan keselamatan masyarakat.
Selain itu, ia meminta agar kegiatan blue light patrol digencarkan pada waktu dan lokasi yang tepat. Tujuannya adalah memberikan rasa aman sekaligus memastikan kehadiran polisi lalu lintas benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
Kakorlantas juga menyinggung soal berkurangnya suara sirene “tet tot wuk wuk” di jalan raya sejak adanya pembatasan penggunaan rotator. Menurutnya, kondisi tersebut tidak boleh mengurangi rasa kehadiran polantas. Sebagai gantinya, jumlah personel yang hadir di lapangan harus ditingkatkan, khususnya pada lokasi dan waktu masyarakat membutuhkan.
“Polantas harus hadir dengan wajah humanis dan komunikatif sebagai sosok pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat,” ujarnya.
Irjen Agus menekankan bahwa Polantas Menyapa merupakan bentuk komitmen nyata Korlantas Polri dalam memberikan pelayanan terbaik. Ia meyakini bahwa interaksi ramah, edukasi lalu lintas, hingga bantuan nyata di jalan akan menciptakan hubungan timbal balik yang positif dengan masyarakat. Warga yang merasa dihargai dan dilayani dengan tulus, lanjutnya, akan lebih mudah diajak tertib dalam berkendara.
Bagi Kakorlantas, wajah baru polantas yang lebih humanis adalah modal penting dalam membangun kepercayaan publik. Kehadiran petugas di lapangan tidak hanya menjadi simbol ketertiban, tetapi juga wujud kepedulian terhadap keselamatan setiap pengguna jalan.